DUFAN DUNIA FANTASI ANCOL
Proyek Dufan dicanangkan pada awal tahun 1980 dimana pada saat itu Ancol masih dibawah kepemimpinan bapak Handogo Soekarno yang menjabat sebagai kepala divisi promosi Taman Impian Jaya Ancol. Pada saat itu, Handogo memberikan mandat kepada Benny Benhardi untuk membuat ilustrasi menggunakan Birds Eye View. Pengerjaan ini dibuat di kantor Arsitektur Balai Samudra dibawah arahan Bapak Sutisna dan arsitek senior Budi Priambodo serta beberapa juru gambar. Dunia Fantasi mempunyai beberapa maskot yang salah satunya berupa kera bekantan yang diberi nama Dufan (singkatan dari Dunia Fantasi). Dipilihnya kera sebagai karakter adalah untuk mengingatkan bahwa Ancol dahulu adalah kawasan Kera. Sedangkan pemilihan kera bekantan adalah semata-mata untuk mengenalkan jenis satwa langka yang kini dilindungi. Pada awalnya, Bentuk karikatural kera bekantan ini divisualisasikan oleh Matari Advertising yang ikut serta dalam program komunikasi awal Dunia Fantasi karena pada saat itu, Agustinus Teddy Darmanto selaku ketua sekaligus penanggung jawab BenDufa (Bengkel Dunia Fantasi) sangat sibuk dalam tahap penyelesaian akhir. Oleh karena itu, pengvisualisasian diberikan pada Matari Advertising. Namun setelah Dunia Fantasi dibuka untuk umum, visualisasi karakter Dufan diambil alih kembali oleh tim BenDufa dan kemudian terciptalah logo beserta karakter-karakter Dunia Fantasi.
Dufan terbagi dalam beberapa kawasan dengan tema tersendiri dan ciri khas masing-masing kawasannya. Pembagian kawasan ini ditujukan untuk membangkitkan imajinasi pengunjung yang diharapkan dapat merasakan sensasi Fantasi Keliling Dunia dan Modern Dufan Era yang dimulai dari kawasan Jakarta, Amerika, Istana Boneka, Indonesia, Eropa, Asia, Hikayat, Petualangan, Yunani, Indoor Dufan, dan Dunia Kartun.
Selain wahana dan pertunjukan, Dufan juga memiliki sejumlah restoran, toko merchandise, dan arcade games. Luas Dunia Fantasi mencapai 21 hektar dari rencana pembangunan 552 hektar kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol.
Downfall Dufan mulai terlihat sejak tahun 2010 dengan kehadiran Kalila Adventure yang menggantikan Balada Kera. Kalila Adventure dapat dikatakan pertunjukan yang lumayan buruk karena animatronik yang terlalu kaku, animasi yang buruk, sedikit garing, namun disamping kekurangan itu, Kalila Adventures cukup menghibur untuk anak-anak. Pada tahun 2014, Dufan menghadirkan wahana IP dari luar negeri. Walaupun tidak masalah, ini membuktikan bahwa Dufan tidak bisa membuat wahana original lagi. Pada tahun 2017, Downfall Dufan juga terjadi pada Colour of Kingdom dikarenakan show yang cukup garing dan membuat Dufan Glow yang menggunakan basis yang sama masih lebih baik dari Colour of Kingdom. Ditahun yang sama hadir juga Time Adventure yang menggantikan Treasureland Temple of Fire. Show ini dikatakan sangat gagal karena mengusung konsep time travel yang mengakibatkan beberapa transisi antar waktu cukup aneh dan beberapa scene dalam show tersebut sangat garing. Pada tahun 2019, hadirlah Dunia Kartun yang dapat dikatakan lumayan bagus namun kekurangannya adalah salah tempat pada wahana Baling - Baling dan kurangnya theming pada jalanan di kawasan Dunia Kartun. Downfall terbesar Dufan sejauh ini adalah dengan kehadiran wahana Kereta Misteri sebagai bagian ekspansi Kawasan Amerika. Wahana ini sangat mengecewakan mulai dari misleading concept art, misleading advertisement, facade dan gedung pertunjukan yang memiliki masalah yang sama seperti Ice Age: Sid's Arctic Tours, kurangnya tema, tema tidak selaras dengan latar belakang pemilik rumah tersebut, kurangnya set yang menyampaikan cerita didalam wahananya yang mengakibatkan cerita yang ingin disampaikan sedikit ambigu, dan kurangnya animatronik didalam wahana tersebut.
https://s.id/bet888